BAB
I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Pembangunan
dalam bidang kesehatan dipandang sebagai investasi untuk meningkatkan kualitas Sumber
Daya Manusia (SDM), memajukan ekonomi dan mengentaskan kemiskinan. Patut
disyukuri status kesehatan masyarakat Jawa barat mengalami peningkatan
dibanding dengan tahun sebelumnya[1]. Awalnya
memang sempat terjadi bencana kelaparan, gizi buruk dan tata lingkungan yang
belum menerapkan pola perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Beberapa daerah
di antaranya khususnya daerah terpelosok mengalami peristiwa tersebut.
Kondisi
sekarang sudah jarang ditemukan keluarga yang kekurangan gizi atau bencana
kelaparan. Meski memang ada di beberapa daerah tertentu di negara Indonesia.
Pemerintah pun semakin perhatian terhadap masalah gizi sejak adanya program
swasembada pangan yang dicanangkan masa orde baru.  Namun sekarang di zaman globalisasi[2]
ini dari pola hidup yang serba cepat justru lebih banyak ditemukan beberapa
masalah gangguan kesehatan yang timbul. Gangguan kesehatan itu disebabkan oleh
gaya hidup yang tidak seimbang seperti, makan yang tidak teratur dan kurang
kesadaran akan pentingnya pola hidup bersih dan sehat. 
| 
1 | 
Penyakit
yang diderita manusia ada yang sembuh dengan sendirinya ada yang sampai ke
stadium kritis, komplikasi, kanker termasuk kedalam penyakit degenerative[3].
Berbagai penyakit itu dapat menyerang siapa saja. Tidak hanya orang lanjut
usia, usia muda pun ada peluang terkena penyakit, jika pola makan dan gaya
hidup yang tidak sehat. Akhirnya manusia kebanyakan meninggal dalam usia muda.
Karena penyakit yang muncul susah disembuhkan.
Kesehatan itu
bukan segalanya tapi ketika tidak sehat segalanya tidak berarti. Untuk bisa
menjadi sehat hadirlah berbagai jenis pengobatan seperti pengobatan tradisional
dan modern termasuk pengobatan ala nabi terkhusus di rumah sehat herba Cirebon ini
memberikan petunjuk kepada kita untuk selalu waspada dan hidup sehat ala Nabi.
Metodologi pengobatan Nabi terhadap penyakit ada tiga cara, yakni: pertama, menggunakan obat alamiyah. Kedua, 
menggunakan obat Ilahiyah. Ketiga,
kombinasi dari kedua jenis pengobatan tersebut[4].
Istilah lain ada yang menyebutkan tiga macam itu di antaranya; obat-obatan
biasa, pencegahan dan ruqyah[5].
  Dalam menjaga kesehatannya Rasulullah pun
menganjurkan berobat dengan tiga hal yakni; dengan madu, hijamah/bekam, dan kay
(besi panas) memang Rasulullah melarang umatnya menggunakan besi panas karena
dikhawatirkan sakitnya melebihi dari penyakitnya[6]. “Pengobatan cara Nabi memiliki
perbedaan dibanding dengan metode pengobatan lainnya. Karena metode ini
bersumber dari wahyu dan akal yang sempurna, maka tentu memiliki derajat
kepastian yang menyakinkan di samping memiliki nilai keilahian, berbeda dengan
metode pengobatan lainnya yang umumnya hanya berdasarkan pikiran, dugaan atau
pengalaman semata-mata[7].”
Selain
dari teknis dan peralatannya juga diagnose[8]
yang dilakukan oleh seorang dokter dalam pengobatan umum berbeda dengan seorang
dokter pengobatan ala nabi (red_ terapi) . Dokter sekarang ini kadang kurang
menyentuh kondisi psikologi[9]
pasien sedangkan dokter (red_ terapi)  lebih menyentuh kondisi psikologi. Hal inilah
yang coba diterapkan di Rumah Sehat Herba (RSH) khususnya di daerah Cirebon melalui
prakteknya dengan menggunakan Metode Pengobatan ala Nabi (Thibbun Nabawi).
Pengobatan
ala Nabi ini jelas sarat dengan nilai-nilai dakwah. Karena pribadinya yang
mempunyai tugas untuk menyampaikan risalah Tuhan (Da’i), berdakwah menempati posisi yang tinggi dan mulia dalam
kemajuan agama Islam. Tidak dapat dibayangkan apabila kegiatan dakwah mengalami
kelumpuhan yang disebabkan berbagai faktor terlebih pada era globalisasi
sekarang ini, dimana berbagai informasi masuk begitu cepat dan instant yang
tidak dapat dibendung lagi[10].
Mengingat
pentingnya dakwah yang dibebankan kepada setiap muslim di mana saja ia berada.
Karena Islam adalah agama dakwah[11]
artinya agama yang selalu mendorong pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan
kegiatan dakwah. Maju mundurnya umat Islam sangat bergantung dan erat dengan
kegiatan dakwah yang dilakukannya[12],
karena itu Al-Qur’an
 dalam menyebut kegiatan dakwah dengan Ahsanu Qaula[13].
Berdakwah
memiliki banyak metode[14]
yang diterapkan supaya pesan yang disampaikan dapat diterima mad’u[15]secara
efektif, tepat sasaran, dan menjadi pedoman dalam hidupnya. Bermula dari itu
penulis melihat peluang dan tantangan terkait Pesan Dakwah Melalui
Pengobatan Ala Nabi Dalam Merubah Perilaku Keagamaan Pasien di Rumah Sehat
Herba (Study Kasus di Rumah Sehat Herba Pancuran Kota Cirebon). 
Peluangnya
yaitu masih sedikit warga Cirebon yang belum mengetahui metode pengobatan ala
nabi. Maka dari itu kita wajib mensyiarkannya. Tantangannya warga Cirebon
mayoritas Islam namun tidak sedikit juga warga pendatang yang membawa misi
berlainan satu sama lain di sini penulis melihat bagaimana langkah yang
ditempuh untuk mendakwahkan metode pengobatan ala nabi yang sebagian orang
menganggap tidak ada khasiatnya. 
Penulis mengambil
objek penelitian di Rumah Sehat. Sebuah tempat yang unik kedengarannya
berlokasi di kota Cirebon. Merupakan  salah satu tempat terapi dan pengobatannya
dengan metode ala nabi.
B.    
 PERUMUSAN MASALAH
                      
1.         
Apa yang melandasi adanya pengobatan Ala
Nabi
di Rumah Sehat Herba Pancuran Kota Cirebon?
                      
2.         
Bagaimana implementasi
metode pengobatan Ala Nabi
dan nilai-nilai dakwah saat ini di Rumah Sehat Herba Cirebon?
                      
3.         
Adakah perubahan perilaku keagamaan yang
terjadi pada pasien setelah melakukan pengobatan Ala Nabi di Rumah Sehat Herba
Cirebon?
C.   
TUJUAN
PENELITIAN
Tujuan
dakwah adalah mencapai masyarakat yang adil dan makmur serta mendapat ridha
Allah SWT[16].
Adapun bentuk penyampaian dakwahnya bisa beragam. Salah satunya melalui
pengobatan ala nabi dalam hal ini wilayah kajiannya di rumah sehat herba
Cirebon. Tujuan lain diantaranya:
1.    Untuk
mengetahui landasan apa yang memperkuat adanya pengobatan Ala
Nabi
di Rumah Sehat Herba Cirebon.
2.    Untuk mengetahui implementasi metode pengobatan Ala
Nabi
dan nilai-nilai dakwah di Rumah Sehat Herba Pancuran Kota Cirebon.
3.    Untuk mengetahui perubahan perilaku keagamaan
yang terjadi pada pasien setelah melakukan pengobatan Ala
Nabi
di Rumah Sehat Herba Pancuran Kota Cirebon.
D.   
MANFAAT
PENELITIAN
Kegunaan
penelitian yang pertama adalah untuk kepentingan ilmu yang relevan dengan
penelitian ini, untuk verifikasi teori, aplikasi teori dan untuk menemukan
teori yang sama sekali baru ditemukan penulis. Kegunaan kedua adalah bagi
masyarakat, sebagai sumbangan bila diperlukan untuk memecahkan masalah yang
relevan, dalam pembangunan masyarakat, bangsa dan Negara. Hal ini sesuai dengan
kebenaran prinsip kebenaran sains, kebenaran koherensi (mempunyai acuan teori),
kebenaran koresondensi (kebenaran didukung oleh data), dan kebenaran pragmatis
(memiliki kegunaan) seperti tersebut di atas[17].
Kegunaan lain menurut hemat penulis diantaranya:
1.   
Lembaga, untuk lembaga ini berguna
sebagai kajian mahasiswa fakultas dakwah.
2.   
Penulis, untuk sumbangsih keilmuan
dakwah yang dimiliki, sebagai media pembelajaran yang akan dihadapi di
masyarakat.
3.   
Masyarakat, bangsa dan Negara, untuk
menambah perbendaharaan karya ilmiah anak bangsa.
E.    
PENELITIAN
TERDAHULU
Melalui
skripsi Didin Fahrudin NP. 20012012 jurusan dakwah prodi Komunikasi dan
Penyiaran Islam (KPI) STAIN Cirebon 2006. Dengan judul Dakwah Melalui Pengobatan Alternatif Model Ust. H. Haryono  ada hal yang menarik yaitu sejauh mana fungsi
pengobatan tersebut dapat mendukung aktivitas dakwah. Pertama, inti dari metode pengobatan Ustadz H. Haryono lakukan
adalah dengan menggunakan dzikir dan do’a sebagai terapi, mengingat dan
mendekatkan diri kepada Allah. Kekuatan dzikir dan do’a yang dilantunkan dengan
kesungguhan, akan mematikan virus-virus penyakit yang bersarang di dalam tubuh.
Kedua, nilai-nilai dakwah atau pesan
dakwah yang terkandung di dalamnya yaitu berdzikir dan berdo’a hanya memohon
kepada Allah, intropeksi diri, keyakinan atau tauhid, beramal sholeh, shodaqoh
(zakat, infak). Ketiga, pengobatan
alternative ini sebagai media dakwah dengan alasan metode pengobatannya
menggunakan dzikir dan do’a yang bersumber dari Al-Qur’an dan hadits disertai tausiyah dan ceramah keagamaan. Keempat, berdasarkan hasil angket yang
disebar kepada pasien dan jamaah Ustadz Haryono menunjukkan perubahan perilaku
yang signifikan pada responden[18].
Sementara
penulis melihat sisi lain yaitu mencoba meneliti Dakwah Melalui Pengobatan Ala
Nabi
yang diterapkan di rumah sehat herba Cirebon. Atas dasar inilah penulis mencoba
untuk menguraikan dan menjelaskannya yang dituangkan dalam penelitian ini. 
F.    
KERANGKA
PEMIKIRAN
Dakwah
merupakan kewajiban bagi setiap muslim untuk saling mengingatkan, mengajak
saudara seimannya supaya tetap teguh keimanannya, dakwah juga merupakan sarana
dan upaya untuk mengajak saudaranya yang belum beragama Islam supaya dapat
mengetahui Islam dan mengikuti agama Islam. Aspek dimensi dakwah sangat luas
sekali. Tidak terbatas pada acara kajian yang dilakukan oleh ustadz kepada
santrinya di masjid atau di mushola atau dakwah yang biasa di mimbar yang biasa
dikenal dengan beberapa istilah tabligh, khutbah, ceramah, dan sebagainya.
Paradigma
dakwah yang masih terbatas pada pengajian di mimbar atau kajian di Masjid bisa
dikatakan itu perspektif yang dulu. Hal ini perlu dipahami bahwa kegiatan
dakwah itu meliputi beberapa aspek bidang kehidupan dan pelaksanaan dakwah pun
bisa di mana saja. Dakwah juga merupakan aplikasi kegiatan/perilaku yang ada
dalam kitabullah
dan As-Sunahnya
supaya umat nabi Muhammad SAW mendapat kebahagiaan dan keselamatan dalam
hidupnya baik di dunia maupun di akhirat serta merupakan amalan yang mulia
sebagaimana terukir dalam kalam Ilahi Q.S. Ali-imran/3:
104[19];
`ä3tFø9ur öNä3YÏiB ×p¨Bé& tbqããôt n<Î) Îösø:$# tbrããBù'tur Å$rã÷èpRùQ$$Î/ tböqyg÷Ztur Ç`tã Ìs3YßJø9$# 4
y7Í´¯»s9'ré&ur ãNèd cqßsÎ=øÿßJø9$# ÇÊÉÍÈ   
104. dan hendaklah ada di antara kamu
segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf[20]
dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.
Selanjutnya
hakikat dari dakwah di antaranya. Pertama, kegiatan mengajak dan
menyeru. Kedua, pendekatan melalui komunikasi intrapersonal dan
interpersonal. Ketiga, pendekatan dalam seluruh aspek bidang kehidupan
baik dalam hal berpolitik, ekonomi, sosial, pendidikan, kesehatan, pertahanan
dan keamanan. Terkhusus penulis menarik perhatian bidang kesehatan sehingga
bagaimana dakwah melalui pengobatan ala nabi masa kini, fenomena yang baru ada
di daerah Cirebon dengan berdirinya Rumah Sehat Herba Cirebon (RSHC). Mengingat
metode pengobatan ala nabi ini baru sedikit orang yang mengetahui dan memahami
sehingga peran dakwah (mengajak/menyeru) pun sangat besar sekali pengaruhnya.
Adapun sumber metode dakwah yang terdapat dalam Q.S. An-Nahl/16:125[21]:
äí÷$# 4n<Î) È@Î6y y7În/u ÏpyJõ3Ïtø:$$Î/ ÏpsàÏãöqyJø9$#ur ÏpuZ|¡ptø:$# (
Oßgø9Ï»y_ur ÓÉL©9$$Î/ }Ïd ß`|¡ômr& 4
¨bÎ) y7/u uqèd ÞOn=ôãr& `yJÎ/ ¨@|Ê `tã ¾Ï&Î#Î6y (
uqèdur ÞOn=ôãr& tûïÏtGôgßJø9$$Î/ ÇÊËÎÈ   
125. serulah (manusia) kepada jalan
Tuhan-mu dengan hikmah[22]
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat
dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk.
 Ayat di atas merupakan sumber tempat tumbuh
metode-metode yang merupakan operasionalisasinya yaitu dakwah dengan lisan,
tulisan, seni dan bi
al-hal. Dakwah dengan lisan berupa ceramah, seminar,
symposium, diskusi, khutbah, saresehan, brainstorming, dan lainnya. Dakwah
dengan tulisan berupa buku, majalah, surat kabar, pamphlet, lukisan-lukisan,
dan lainnya. Dakwah bi
al-hal berupa
perilaku yang sopan sesuai dengan ajaran Islam, memelihara lingkungan, mencari
nafkah dengan tekun, ulet, sabar, semangat, kerja keras, menolong sesama
manusia, termasuk misalnya mendirikan rumah sehat herba Cirebon. Contoh lainnya
mendirikan panti asuhan, memelihara anak yatim piatu, mendirikan pusat
pencarian nafkah seperti pabrik, pasar, pusat perbelanjaan, dan lainnya.
Pada
setiap metode itu memungkinkan terdapat masalah misalnya yang menjadi
konsentrasi dalam penelitian ini yaitu terkait apakah metode itu cocok untuk
menyampaikan suatu materi, apakah cocok dipergunakan subjek, apakah cocok
dipergunakan objek tertentu, bagaimana hasil yang dicapai dengan metode
tersebut.
Dakwah
yang diterapkan melalui kegiatan sosial, maupun melalui pengobatan intinya kita
harus pandai melihat sasaran  yang
menerima pesan kita, sesuai dengan tauladan Rasulullah tatkala beliau berdakwah
beliau bisa menyesuaikan dengan kondisi objek dakwahnya sehingga dakwah yang
beliau lontarkan begitu menyentuh, tak heran jika akhirnya Islam mudah diterima
oleh masyarakat dengan banyak yang mengikuti ajaran Islam. 
Seiring
dengan perkembangan teknologi dan pengetahuan manusia, ulama besar Islam Ibn
Qayim Al-Jauziyah salah satunya yang memiliki konsentrasi dibidang kesehatan
yang mendalami ajaran nabi yaitu Al-Thibb Al-Nabawi.
Hal serupa juga dilakukan seperti Ibnu Sina yang terkenal sebagai bapak
kedokteran muslim. Rumah Sehat Herba Cirebon yang selanjutnya disingkat menjadi
RSHC ini, mencoba untuk menjaga dan melestarikan keilmuan kedokteran muslim
terlebih lagi bisa mengembangkan dan mendakwahkannya ke seluruh umat Islam yang
ada di Cirebon khususnya di seluruh dunia umumnya. 
G.   
LANGKAH-LANGKAH
PENELITIAN
Penelitian
ini menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
                          
1.         
 Sumber Data
Sumber
adalah asal, pengambilan utama sesuatu. Data sendiri menurut kamus Oxford Dictionary dalam bukunya Metode
Statistik Deskriptif – Rasdihan adalah “The
Fact” atau “Information Prepared for
and Operated on a Computer Program”, sedangkan menurut Webster Dictionary adalah “Things
Known and From Which Inferences May be Deduced”. Jadi, data adalah sesuatu
yang nyata dan diketahui dan dari data itu dapat ditarik kesimpulan.
a.                  
Sumber Data Teoritik
Sumber
Data Teoritik adalah sumber data yang diperoleh dari berbagai media massa,
cetak maupun elektronik. Misalnya; buku, bahan pustaka, jurnal, tabloid, Koran,
internet, dan sebagainya.
b.                  
Sumber Data Empirik
Sumber
Data Empirik adalah sumber data yang diperoleh dari pengalaman, hasil observasi
dan angket di lapangan.
2.                  
Populasi dan Sampel
a.                  
 Populasi 
Populasi
adalah kumpulan seluruh elemen yang sejenis, tetapi berbeda-beda karakteristik
sehingga dapat dibeda-bedakan[23].
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang pernah dan sedang datang ke Rumah Sehat
Herba Cirebon jumlahnya sekitar 100 orang.
b.       Sampel 
Sampel
adalah sebagian dari populasi, istilah lainnya yaitu contoh. Sampelnya diambil
sekitar 30 subjek. Dari 30 tersebut yang cukup intens bertemu dengan peneliti
di lokasi adalah 5 orang yang dijadikan sebagai informan.
c.       Accidental
Sampling dan Purposif
Sampling
Accidental
sampling yakni dengan mengambil subjek (pasien) secara sembarangan sampai
terpenuhi jumlah yang diinginkan. Purposive sampling yakni dengan mengambil
subjek atas dasar tujuan tertentu sehingga memenuhi kebutuhan dan keinginan
peneliti. Penulis melihat subjek (pasien) berdasarkan kategori jenis kelamin,
usia, status pendidikan, ekonomi dan sosial.
H.   
METODE
PENELITIAN
Penelitian
ini menggunakan metoda kualitatif melalui pendekatan deskriptif. Pertama, pengumpulan data dengan
melukiskannya sebagaimana adanya, tidak diiringi dengan analisis penulis. Kedua, peneliti mengolah data dengan
metode kualitatif. Setelah menyusun rencana penelitian, peneliti langsung
terjun melakukan observasi atau pengamatan evidensi-evidensi, sambil
mengumpulkan data dan melakukan analisis dengan langkah-langkah berikut: 1. Memilih
dan meringkas dokumen. 2. Pengkodean. 3. Pembuatan catatan objektif. 4. Membuat
catatan marginal. 5. Membuat catatan reflektif. 6. Penyimpanan data. 7. Analisis
selama pengumpulan data. 
Selanjutnya
penulis dalam menarik kesimpulan dengan cara menelaah sajian hasil analisis
sebagai berikut: 1. Menghitung responden yang memberi jawaban. 2. Menentukan
pola atau tema. 3. Mengemukakan alasan bagi sesuatu yang logis konvensional. 4.
Mengklaster, 5. Membuat metaphor. 6. Memecah variable. 7. Memfaktorkan. 8. Mencari
relasi antar variable dan intervening variable 9. Mengkonstruksi mata rantai
logis antara berbagai intervens. 10. Menyusun konsep atau teori koheren[24].
I.    
TEKNIK
PENGUMPULAN DATA
                         
1.     
Observasi 
Melakukan penelitian langsung ke lapangan. Khususnya yang menjadi tempat penelitian
yaitu Rumah Sehat Herba (RSH) Pancuran Kota Cirebon (RSHC). Objek  yang akan dilihat di sana yaitu pengelola
RSHC dan pasiennya. Kemudian benda-benda yang berkaitan dengan peralatan yang
digunakan, bangunan fisik, serta data-data yang menunjang sebagai testimoni. Tempat lainnya seperti rumah pasien, pasien yang pernah
berobat ke RSH. Sehingga penelitian ini mengacu pada
observasi tidak terstruktur yakni melakukan pengamatan dengan tidak menggunakan
pedoman observasi, peneliti mengembangkan pengamatannya melalui perkembangan
yang terjadi di lapangan[25]. 
                      
2.         
Wawancara 
Wawancara
yaitu dengan menanyakan langsung permasalahan yang ada kepada narasumbernya.
Adapun narasumbernya baik pasien maupun pengelola RSH. Beberapa pertanyaan yang
ingin dipertanyakan sesuai dengan permasalahan sebelumnya ada dalam lampiran. Wawancara yang digunakan adalah
wawacara terarah (guided interview) di mana peneliti menanyakan kepada
informan hal-hal yang telah disiapkan sebelumnya.
                      
3.         
Studi Literatur dan Dokumentasi
Studi
literature yaitu dengan mencari informasi dari berbagai kepustakaan, buku,
jurnal, majalah, dan sebagainya, yang menunjang. Dokumentasi
baik berupa foto maupun studi dokumentasi berupa data tertulis yang mengandung
keterangan dan penjelasan serta pemikiran tentang fenomena yang masih aktual.
J.   
SISTEMATIKA
PENELITIAN
Sistematika
atau yang dikenal dengan susunan aturan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, di
antaranya:
bab
I pendahuluan, terdiri dari : pemaparan, berikut
penjelasan diantaranya,
              Latar
Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian Penelitian
Terdahulu, Kerangka Pemikiran, Metode Penelitian, Langkah-langkah Penelitian, Teknik
Pengumpulan Data, Sistematika Penelitian.
bab
II tinjauan teoritis dakwah dan pengobatan ala nabi,
terdiri dari :  Dakwah Ala Nabi,
Pengertian Pengobatan Ala Nabi 
bab
III kondisi objektif praktek terapi di rumah sehat herba pancuran kota cirebon,
terdiri dari : Kondisi Objektif Tempat yaitu mendeskripsikan RSH (meliputi;
sejarah, prospek bisnis, visi, misi, lambang dan logo, lokasi, fasilitas),   Keadaan Pengurus dan Pasien, Model Terapi di
RSH.
bab IV pesan dakwah melalui
pengobatan ala nabi, terdiri dari : Metode Pengobatan Ala
Nabi (meliputi; landasan adanya pengobatan Ala Nabi di RSH), Pesan Dakwah yang
Terkandung dalam Pengobatan ala RSH (meliputi; implementasi metode pengobatan
Ala Nabi, dan Nilai-nilai Dakwah), Perubahan Perilaku Keagamaan Pasien Setelah Berobat
di Rumah Sehat Herba. 
bab
V penutup, terdiri dari : Kesimpulan, Saran
[1] An Nadhiva Alianto dan Wilyanto. Ensiklopedia Jawa Barat. 2011. Jakarta: PT Lentera Abadi. Jilid 3,
hlm.32.
[2] Globalisasi adalah proses masuknya ke ruang lingkup dunia.
Depdikbud. 1996 . Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. H.279.
[3] Degenerative
(degenerasi) adalah kemunduran/kemerosotan/kerusakan, baik itu kemerosotan
generasi tidak sebaik sebelumnya/dalam hal kesehatan. Depdikbud. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka. H.216.
[4]Al-Jauziyah,
Ibnu Qayyim. 2009. Metode Pengobatan Nabi,
hlm.28. judul asli Ath-Thib An-Nabawi.
Penerjemah Abu Umar Basyier Al-Maidani. Jakarta: Griya Ilmu., cet.ke-11. 
[5] Ruqyah dalam
bahasa Indonesia yaitu bacaan-bacaan atau jampi-jampi. (Faishol, Abu. 2009.
Tuntunan Ruqyah Syar’iyyah. Cirebon: Yayasan Nurul Qalam. H.1.)Dalam ruqyah ini
ada satu permohonan kepada Allah dengan kesempurnaan ketuhanan Nya dan
kesempurnaan rahmatNya akan kesembuhan. Bin Said Az-Zahrani,  Musfir. 2005. Konseling Terapi.  Jakarta:
Gema Insani. Cet. 1. H.564.
[6] Dalam Shahih
Bukhari diriwayatkan dari Said bin Jubair, dari Ibnu Abbas dalam buku Metode Pengobatan Nabi oleh Ibnu qayyim
al-Jauziyah, seorang ulama besar Islam abad 8 H, seperti guru besarnya Ibnu
Taimiyah beliau dikenal sebagai ulama komprehensif. Dari Nabi SAW bahwa beliau
bersabda: 
الشفاءثلا ث :
شربة عسل, وشرطة محجم, وكية نار. وانا انهى امتى عن الكي. 
[8] Diagnose
adalah di·ag·no·sis n 1 penentuan jenis penyakit
dengan cara meneliti (memeriksa) gejala-gejalanya.
[9] Psikologi
adalah ilmu pengetahuan tentang gejala dan kegiatan-kegiatan jiwa dikutip dari,
Depdikbud. 1990. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Cet.3. h.704. Sedangkan psikologi
kesehatan adalah cabang ilmu psikologi yang mempelajari pengaruh faktor-faktor
psikologis dari bagaimana orang tetap menjaga kesehatannya, mengapa orang
menjadi sakit, dan bagaimana tanggapan mereka ketika menjadi sakit (Taylor,
1999) dikutip oleh Aliah B. Purwakania Hasan. 2008. Pengantar Psikologi Islami. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
h.6. Kajian psikologi kesehatan merupakan penelitian dan praktik bagaimana
peranan psikologi dalam kesehatan dan penyakit. Sementara itu psikologi Islami,
merupakan corak psikologi yang berlandaskan citra manusia menurut ajaran Islam.
Dengan demikian psikologi kesehatan Islami merupakan ilmu dan praktik yang
membahas proses-proses psikologis yang memberikan kontribusi untuk meningkatkan
kesehatan manusia dengan memandang manusia dalam citranya menurut ajaran Islam.
Berbeda hal dengan psikologi kesehatan umumnya yang bersumber pada pemikiran
barat.
[10]M.Munir, Metode Dakwah. (Jakarta: Kencana, 2006).
Cet.2. hlm.5
[11] M.Mansyhur
Amin. Dakwah Islam dan Pesan Moral. (Jakarta: Al-Amin Press, 1997).  h.8. dalam buku metode dakwah karya M.Munir.
h.5.
[12] Didin
Hafiduddin, M.Sc. Dakwah Aktual.
Jakarta: Gema Insani Press. cet.3.1998. h.76 dikutip dalam buku metode dakwah
karya M.Munir. h,5.
[13] Surat
Fushilat: 33 dalam buku Metode Dakwah
karya M.Munir. h,5.
[14] Dari segi
bahasa metode berasal dari kata “meta” (melalui) dan “hodos” (jalan,cara) dalam
buku metode dakwah karya M. Munir
yang dikutip melalui buku Hukum Dakwah
karya Drs.H. Hasanuddin. 
[15] Mad’u adalah
objek yang akan menerima pesan dakwah. Objek dakwah adalah manusia, baik
seorang atau lebih yaitu masyarakat dalam bukunya Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah karya Dr. Wardi Bachtiar.  
[16] Wardi, Bachtiar.
Metodologi Penelitian Dakwah. (Jakarta:
Logos, 1999). hal.37
[17] Ibid. hlm.49.
[18]Didin Fahrudin. Dakwah
Pengobatan Alternatif Model Ust. Haryono. Skripsi S1 Prodi Komunikasi Penyiaran Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri (STAIN) Cirebon, 2006. h.85. 
[19] Depag. Al-Hidayah (AlQur’an Terjemah dan Tafsir ).Tangerang
Selatan: Kalim.
[20] [137] Ma'ruf: segala perbuatan yang
mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan Munkar ialah segala perbuatan yang
menjauhkan kita dari pada-Nya.
[21] Ibid. 
[22] [469] Hikmah:
ialah Perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak
dengan yang bathil.
[23] Rasdihan, Rasyad.
Metode Statistik Deskriptif. (Jakarta:
PT.Raja Grafindo, 2003), hlm. 13.
[25]
http://mudjiarahardjo.uin-malang.ac.id/materi-kuliah/288-metode-pengumpulan-data-penelitian-kualitatif.html diunduh sabtu,
30/8/13, pkl 04.15.
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar